Minggu, 13 Oktober 2013

SEJARAH PERKEMBANGAN ETIKA PROFESI AKUNTANSI

Perkembangan Profesi Akuntan di Indonesia
Perkembangan profesi akuntan di Indonesia menurut Olson dapat dibagi dalam 2 periode yaitu:
 1. Periode Kolonial (Sebelum Kemerdekaan)
Selama masa penjajahan kolonial Belanda yang menjadi anggota profesi akuntan adalah akuntan-akuntan Belanda dan beberapa akuntan Indonesia. Pada waktu itu pendidikan yang ada bagi rakyat pribumi adalah pendidikan tata buku diberikan secara formal pada sekolah menengah atas sedangkan secara non formal pendidikan akuntansi diberikan pada kursus tata buku untuk memperoleh ijazah.
 2. Periode Sesudah Kemerdekaan
Pembahasan mengenai perkembangan akuntan sesudah kemerdekaan di bagi ke dalam enam periode yaitu:
a. Periode I sebelum tahun 1954 – 1966 (Orde Lama)
Pada periode I telah ada jasa pekerjaan akuntan yang bermanfaat bagi masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh hubungan ekonomi yang makin sulit, meruncingnya persaingan, dan naiknya pajak-pajak para pengusaha sehingga makin sangat dirasakan kebutuhan akan penerangan serta nasehat para ahli untuk mencapai perbaikan dalam sistem administrasi perusahaan. Sudah tentu mereka hendak menggunakan jasa orang-orang yang ahli dalam bidang akuntansi. Kebutuhan akan bantuan akuntan yang makin besar itu menjadi alasan bagi khalayak umum yang tidak berpengetahuan dan berpengalaman dalam lapangan akuntansi untuk bekerja sebagai akuntan.
Padahal, pengetahuan yang dimiliki akuntan harus sederajat dengan syarat yang ditetapkan oleh pemerintah dan juga mereka harus mengikuti pelajaran pada perguruan tinggi negeri dengan hasil baik. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan peraturan dengan undang-undang untuk melindungi ijazah akuntan agar pengusaha dan badan yang lain tidak tertipu oleh pemakaian gelar “akuntan” yang tidak sah.
Setelah adanya Undang-Undang No. 34 tahun 1954 tentang pemakaian gelar akuntan, ternyata perkembangan profesi akuntan dan auditor di Indonesia berjalan lamban karena perekonomian Indonesia pada saat itu kurang menguntungkan namun perkembangan ekonomi mulai pesat pada saat dilakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik Belanda. Mengingat terbatasnya tenaga akuntan dan ajun akuntan yang menjadi auditor pada waktu itu, Direktorat Akuntan Negara meminta bantuan kantor akuntan publik untuk melakukan audit atas nama Direktorat Akuntan Negara.
 b. Periode II tahun 1966 – 1973 (Orde Baru)
Perluasan pasar profesi akuntan publik semakin bertambah yaitu pada saat pemerintah mengeluarkan Undang-undang Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMND) tahun 1967/1968. Meskipun pada waktu itu para pemodal “membawa” akuntan publik sendiri dari luar negeri kebutuhan terhadap jasa akuntan publik dalam negeri tetap ada.
Profesi akuntan publik mengalami perkembangan yang berarti sejak awal tahun 70-an dengan adanya perluasan kredit-kredit perbankan kepada perusahaan. Bank-bank ini mewajibkan nasabah yang akan menerima kredit dalam jumlah tertentu untuk menyerahkan secara periodik laporan keuangan yang telah diperiksa akuntan publik. Pada umumnya, perusahaan-perusahaan swasta di Indonesia baru memerlukan jasa akuntan publik jika kreditur mewajibkan mereka menyerahkan laporan keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan publik.
c. Periode III tahun 1973 – 1979 (Orde Baru)
M. Sutojo pada Konvensi Nasional Akuntansi I di Surabaya Desember 1989 menyampaikan hasil penelitiannya mengenai: Pengembangan Pengawasan Profesi Akuntan Publik di Indonesia, bahwa profesi akuntan publik ditandai dengan satu kemajuan besar yang dicapai Ikatan Akuntan Indonesia dengan diterbitkannya buku Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) dan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA) dalam kongres Ikatan Akuntan Indonesia di Jakarta tanggal 30 November – 2 Desember 1973. Dengan adanya prinsip dan norma ini, profesi akuntan publik telah maju selangkah lagi karena memiliki standar kerja dalam menganalisa laporan keuangan badan-badan usaha di Indonesia. Dalam kongres tersebut disahkan pula Kode Etik Akuntan Indonesia sehingga lengkaplah profesi akuntan publik memiliki perangkatnya sebagai suatu profesi. Dengan kelengkapan perangkat ini, pemerintah berharap profesi akuntan publik akan menjadi lembaga penunjang yang handal dan dapat dipercaya bagi pasar modal dan pasar uang di Indonesia.
Pada akhir tahun 1976 Presiden Republik Indonesia dalam surat keputusannya nomor 52/1976, menetapkan pasar modal yang pertama kali sejak memasuki masa Orde Baru. Dengan adanya pasar modal di Indonesia, kebutuhan akan profesi akuntan publik meningkat pesat. Keputusan ini jika dilihat dari segi ekonomi memang ditujukan untuk pengumpulan modal dari masyarakat, tetapi tindakan ini juga menunjukkan perhatian pemerintah yang begitu besar terhadap profesi akuntan publik.
d. Periode IV tahun 1979 – 1983 (Orde Baru)
Periode ini merupakan periode suram bagi profesi akuntan publik dalam pelaksanaan paket 27 Maret. Tiga tahun setelah kemudahan diberikan pemerintah masih ada akuntan publik tidak memanfaatkan maksud baik pemerintah tersebut. Beberapa akuntan publik melakukan malpraktik yang sangat merugikan penerimaan pajak yaitu dengan cara bekerjasama dengan pihak manajemen perusahaan melakukan penggelapan pajak. Ada pula akuntan publik yang tidak memeriksa kembali laporan keuangan yang diserahkan oleh perusahaan atau opini akuntan tidak disertakan dalam laporan keuangan yang diserahkan ke kantor inspeksi pajak.
e. Periode V tahun 1983 – 1989 (Orde Baru)
Periode ini dapat dilihat sebagai periode yang berisi upaya konsolidasi profesi akuntan termasuk akuntan publik. PAI 1973 disempurnakan dalam tahun 1985, disusul dengan penyempurnaan NPA pada tahun 1985, dan penyempurnaan kode etik dalam kongres ke V tahun 1986.
Setelah melewati masa-masa suram, pemerintah perlu memberikan perlindungan terhadap masyarakat pemakai jasa akuntan publik dan untuk mendukung pertumbuhan profesi tersebut. Pada tahun 1986 pemerintah mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 763/KMK.001/1986 tentang Akuntan Publik. Keputusan ini mengatur bidang pekerjaan akuntan publik, prosedur dan persyaratan untuk memperoleh izin praktik akuntan publik dan pendirian kantor akuntan publik beserta sanksi-sanksi yang dapat dijatuhkan kepada kauntan publik yang melanggar persyaratan praktik akuntan publik.
Dengan keputusan Menteri Keuangan tersebut dibuktikan pula sekali lagi komitmen pemerintah yang konsisten kepada pengembangan profesi akuntan publik yaitu dengan mendengar pendapat Ikatan profesi pada kongres ke VI IAI antara lain mengenai: pengalaman kerja yang perlu dimiliki sebelum praktik; keharusan akuntan publik fultimer (kecuali mengajar); izin berlaku tanpa batas waktu; kewajiban pelaporan berkala (tahunan) mengenai kegiatan praktik kepada pemberi izin; pembukaan cabang harus memenuhi syarat tertentu; izin diberikan kepada individu bukan kepada kantor; pencabutan izin perlu mendengar pendapat dewan kehormatan IAI; pemohon harus anggota IAI; pengawasan yang lebih ketat kepada akuntan asing.
f. Periode VI tahun 1990 – sekarang
Dalam periode ini profesi akuntan publik terus berkembang seiring dengan berkembangnya dunia usaha dan pasar modal di Indonesia. Walaupun demikian, masih banyak kritikan-kritikan yang dilontarkan oleh para usahawan dan akademisi.
Namun, keberadaan profesi akuntan tetap diakui oleh pemerintah sebagai sebuah profesi kepercayaan masyarakat. Di samping adanya dukungan dari pemerintah, perkembangan profesi akuntan publik juga sangat ditentukan ditentukan oleh perkembangan ekonomi dan kesadaran masyarakat akan manfaat jasa akuntan publik. Beberapa faktor yang dinilai banyak mendorong berkembangnya profesi adalah:
1) Tumbuhnya pasar modal
2) Pesatnya pertumbuhan lembaga-lembaga keuangan baik bank maupun non-bank.
3) Adanya kerjasama IAI dengan Dirjen Pajak dalam rangka menegaskan peran akuntan publik dalam pelaksanaan peraturan perpajakan di Indonesia
4) Berkembangnya penanaman modal asing dan globalisasi kegiatan perekonomian

Deregulasi Akuntansi Sektor Publik Di Era Pra Reformasi - Krisis ekonomi dewasa ini telah membawa kita pada titik yang terburuk selama lebih dari 30 tahun. Dewasa ini kita menghadapi permasalahan yang bertumpuk-tumpuk. Ekonomi kita mengalami kontraksi yang besar dengan laju inflasi yang tinggi. Nilai tukar Rupiah jatuh, suku bunga tinggi.

Referensi :



Senin, 29 April 2013

HOLIDAY


MY HOLIDAY UNPREDICTABLE BUT FUN

It was Sunday, the end of my holiday indeed, when friends of
mine suddenly came to my home and picked me up. They told
me that we were going to go out of town. That was
unpredictable and really surprised me because there was no any
confirmation before.
At 9 o’clock in the morning, we departed from my home and
realized that the road was very crowded. Then, we decided to
take freeway to save the time. For about thirty minutes later, we
were out. But not arrived yet. We tried to find a store to buy
some food and drink as our provisions. After we got them, we
continued our trip to Serang. Well, it took approximately two
hours to get there.
In the afternoon, we arrived and came in to one of my friend’s
house first. There, we could take some rest and had lunch
together. After that, according to the plan, we had to continue
our trip to go to Tlatar. But, my friend’s mother asked us to take
some fruit as gift. The fruit such as mangoes, rambutans and
guava. It was out of our meant, but we accepted it.   Of course,
moreover, they could complete our provisions, right?.
After we got a lot of gift, we went to Anyer, a special nature park
and pond in Serang. get there was really nice, we
could see the fields and woods around us with the beautiful
mountain behind them. In Anyer, we could
swim and fishing. While some of us were swimming, the others
were fishing or just enjoyed the view. We also ordered some
food and drink. We got there when it was getting afternoon
around at five o’clock. Well, the situation there was really
amazing. It was the right place to calm our self and mind. The
beautiful dam with the blue sky were really a wonderful mixture
of nature. We relaxed and felt calm. And did not forget to take
pictures together.
At six, we realized that it was getting to dark, we had to back to
Jakarta So, we decided to departed right away. We were
very glad and enjoyed our trip together. We would never forget
it.

Selasa, 26 Maret 2013

TYPICAL DAY

I used to get up every morning at 5:00, and then pray, shower and breakfast.
I leave for work at 8.00 located in Kebayoran by riding a motorcycle, 10:00 am I usually go to the bank to transfer payments.
at 12.00 time for lunch until 1 pm, then I pray.
At 5 I had finished work and went home, after I got home I eat and go to school to learn.
at half past 9:00 I finished studying and went home to rest.

Rabu, 09 Januari 2013

Contoh paragraf Generalisasi, Analogi dan Kausalitas

Generalisasi merupakan penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.

Generalisasi berasal dari kata “general” yang berarti umum atau menyeluruh.

Contoh Paragraf Generalisasi:

Berdasarkan data keuangan pada tahun 2011, laba yang didapatkan oleh perusahaan Abadi Jaya adalah sebesar 250 juta rupiah. Dimana pada tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2010 perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar 500 juta rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa prusahaan mengalami penurunan dalam menghasilkan laba sebesar 250 jutarupiah atau turun sebesar 50% dari tahun sebelumnya. Laporan mengenai hasil laba tersebut menjadi evaluasi perusahaan tentang kinerja perusahaan mereka. Pihak manajemen pun dituntut untuk segera mengambil tindakan dan kebijakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Analogi merupakan penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, kita dapat menarik suatu kesimpulan.

Berikut contoh paragraf induktif analogi:

Hidup manusia selalu di ibaratkan seperti roda yang terus berputar. Kadang ada kalanya seseorang berada di atas dan kadang pula berada di bawah. Dalam kehidupan apabila seseorang tidak dapat mempertahankan sesuatu dengan baik pasti akan cepat pula seseorang tersebut berada dibawah.  Mereka yang berada di atas bisa mendapatkan apapun yang mereka inginkan dengan mudah dan adakalanya seseorang yang sedang berada di atas selalu di dekati banyak orang, tetapi sebaliknya ketika mereka berada di bawah sulit sekali untuk meraih keinginan yang mereka dambakan dan selalu saja ada rintangan yang harus mereka hadapi. Sewaktu sesorang sedang berada di atas selalu banyak yang menemani tetapi biasanya disaat orang tersebut jatuh teman-teman yang biasa menemani akan menghindari mereka, hal itu dapat terjadi apabila seorang teman tersebut berteman hanya karena melihat status sosial. Maka, ada kalanya bagi mereka yang sedang berada diatas janganlah bersikap sombong dan angkuh serta harus selalu bersyukur serta membantu sesame dan ingatlah bahwa kesuksesan tersebut hanya bersifat sementara. Dan bagi mereka yang berada di bawah, janganlah berputus asa dan tetaplah semangat dalam meraih sesuatu. Karena masih banyak cara untuk mendapatkan kesuksesan tersebut yaitu dengan berusaha dan berdoa.

Hubungan dan Kausalitas merupakan paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.

Contoh Paragraf hubungan dan Kausalitas:

Tahun 2012 telah berakhir dan kita sudah menyambut tahun 2013. Namun, banyak peristiwa yang telah terjadi pada setahun kemarin. Di penghujung akhir tahun 2012 hujan selalu turun setiap harinya. Derasnya hujan yang turun setiap harinya dan kurangnya lahan yang ada untuk resapan air serta kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, merupakan hal-hal yang memicu terjadinya banjir di sejumlah daerah di Jakarta. Seperti yang dapat kita lihat, di bulan desember 2012 kemarin, banjir kerap melanda sejumlah daerah bahkan di jalan-jalan protokol Ibu kota. Masalah banjir ini selalu saja menjadi masalah bagi kota Jakarta hampir setiap tahunnya.

Sumber : Dayinta Phinastika blog

Gempa Pembuka Mata Dunia

KOMPAS.com - Gempa dan tsunami pada 26 Desember 2004 telah menghancurkan Aceh. Zona subduksi yang dikira tak berbahaya ternyata mengirim gempa dan tsunami raksasa. Petaka itu membuka tabir baru ilmu pengetahuan. Akan tetapi, kita ternyata tidak belajar banyak.

Sebelum gempa berkekuatan 9,2 Mw (atau sekitar 9,3 skala Richter) di Aceh pada 2004, para ahli geofisika dan geologi telah memetakan di jalur subduksi mana gempa besar dapat atau tidak dapat terjadi. Dan, jalur subduksi Aceh-Andaman yang bertipe oblique subduction zone atau zona subduksi melengkung adalah salah satu yang diyakini tidak akan menghasilkan gempa besar.

Tak mengherankan jika zona subduksi Aceh-Andaman ini tak diteliti. Apalagi, Aceh saat itu dibekap konflik berkepanjangan dan tak ramah bagi peneliti. Satu-satunya peneliti yang berada di sekitar zona ini adalah Kerry Sieh dari California Institute of Technology dan muridnya, ahli gempa dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman.

Kerry telah meneliti zona subduksi Sumatera sejak 1994. Namun, dia lebih banyak meneliti di kawasan zona subduksi Mentawai dan tak memperhitungkan ancaman dari zona Aceh-Andaman.

Pada 2003, Kerry bersama Danny selesai merekonstruksi riwayat gempa di segmen Mentawai. Mereka resah ketika menemukan megathrust yang sudah di ujung siklus. Namun, gempa dan tsunami ternyata terjadi di zona Aceh-Andaman, bukan di Mentawai. ”Tidak ada catatan sejarah yang bisa dibandingkan dengan gempa bumi Aceh-Andaman tahun 2004,” tulis Kerry dalam The Sunda Megathrust: Past, Present and Future (2007).

Membuka mata

Belum tiga bulan sejak gempa Aceh, pada 28 Maret 2005 gempa dengan kekuatan 8,5 Mw kembali mengguncang pesisir barat Sumatera bagian utara. Pusat gempa hanya berjarak sekitar 250 kilometer di sebelah selatan pusat gempa 26 Desember 2004, dan menimbulkan kerusakan hebat di Pulau Nias, Simeulue bagian selatan, Pulau Banyak dan Singkil.

”Kedua gempa dan tsunami ini merupakan titik balik dari studi gempa dan tsunami di daerah zona subduksi dan dampaknya di daerah pesisir secara internasional,” kata Gegar Prasetya, ahli tsunami dari Amalgamated Solution and Research (ASR).

Ahli paleotsunami dari LIPI, Eko Yulianto, mengatakan, setelah tsunami 2004 muncul keyakinan baru di kalangan ilmuwan, gempa besar dapat terjadi di semua jalur subduksi di seluruh dunia. Besaran gempa dan interval waktu perulangan yang dihasilkan oleh setiap jalur subduksi tergantung pada panjang jalur subduksinya. Untuk Indonesia, gempa besar ini berpeluang terjadi lagi di jalur subduksi sebelah barat Sumatera, jalur subduksi selatan Jawa hingga Nusa Tenggara, jalur subduksi utara Sulawesi dan utara Papua, serta jalur subduksi Maluku.

Gegar mencatat, setelah 2004, bumi Nusantara terus dientak gempa dan dilanda tsunami. Walaupun kekuatannya tak sedahsyat 2004, korban tetap berjatuhan. Gempa berkekuatan 7,6 Mw membangkitkan tsunami di pesisir selatan Jawa Barat-Tengah pada tanggal 17 Juli 2006, menewaskan lebih dari 500 orang.
Pada 25 Oktober 2010 terjadi gempa di Mentawai berkekuatan 7,8 Mw, menewaskan hampir 1.000 orang. Dan, terakhir kejadian gempa kembar pada 11 April 2012 (8,6 Mw dan 8,2 Mw) yang terjadi di punggung samudra di selatan Simeulue. Gempa kali ini tidak menimbulkan tsunami besar, tetapi telah membuat kepanikan masyarakat pesisir Sumatera. ”Jelas bahwa sistem peringatan dini dan upaya-upaya pelatihan yang telah dilakukan sebagai pelajaran dari peristiwa yang terjadi di tahun 2004 seperti menjadi tak berdaya .


Sumber : Kompas.com

Di Indonesia, China Rajai Olimpiade Fisika Dunia Ke-2

TANGERANG, KOMPAS.com - Olimpiade Fisika Dunia ke-2 atau dikenal dengan World Physics Olympiad (WoPhO) 2012 usai, Rabu (2/1/2013). Kontestan dari China berhasil merajai ajang ini dengan menggondol berbagai medali dan menyabet posisi tertinggi dalam olimpiade ini atas nama Siyuan Wei.

Panitia World Physics Olympiad 2012, Alexander Silalahi, mengatakan bahwa olimpiade ini berjalan cukup lancar. Anak-anak yang ikut dalam kompetisi ini tidak hanya sekadar berlomba saja namun juga saling bertukar budaya dengan peserta yang berasal dari negara lain.

"Ini sudah dimulai sejak 28 Desember lalu. Anak-anak ini juga diajak melakukan kegiatan berkelompok yang mendekatkan satu sama lain sehingga tidak hanya berprestasi tapi juga menjalin persahabatan," kata Alexander saat Closing Ceremony WoPhO di Hotel Aryaduta, Tangerang, Rabu (2/1/2013).

Ia menjelaskan bahwa olimpiade ini terbagi ke dalam dua sesi yaitu mengerjakan soal teori pada hari pertama dan selanjutnya soal eksperimen pada hari kedua. Tes teori dan eksperimen ini masing-masing terdiri dari lima soal yang harus dikerjakan dalam kurun waktu enam jam.
Sebanyak 72 peserta dari 16 negara berlomba dalam kejuaraan ini. Nyaris setengahnya pernah juga berlaga dan mencatatkan prestasi sebagai peraih emas atau perak dari International Physics Olympiad (IPho) atau Asian Physicas Olympiad (APho).

Meski China mendominasi perolehan medali dan keluar sebagai juara utama, kontestan dari Rusia yaitu Lev Ginzburg berhasil menyabet gelar The Best of Experimental pada pertandingan fisika dunia ini.

Stabilitas Keuangan RI Aman, tetapi Perlu Waspada

JAKARTA, KOMPAS.com — Stabilitas sistem keuangan Indonesia hingga saat ini dinilai masih aman. Namun, karena global masih dalam kondisi ketidakpastian, Indonesia juga perlu waspada. "Hingga saat ini, stabilitas sistem keuangan berada pada status normal meski masih terdapat risiko-risiko yang perlu menjadi perhatian," kata Koordinator Sekretariat Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan, Bambang Brodjonegoro, di Kementerian Keuangan Jakarta, Jumat (28/12/2012). Menurut Bambang, posisi stabilitas keuangan di Indonesia memang masih dipengaruhi global yang mayoritas masih resesi. Di Amerika Serikat, masih terdapat risiko fiscal cliff meski kesepakatan baru diperkirakan akan tercapai. Sementara negara-negara di kawasan Eropa juga mengalami hal yang sama, bahkan negara-negara GIPSI terancam mengalami penurunan rating menuju sub-investment grade. China dan India yang masih terkena dampak imbas global mengalami pertumbuhan ekonomi yang tidak setinggi yang diharapkan. "Di tingkat domestik, secara umum APBN masih aman, tetapi perlu diwaspadai potensi tidak tercapainya bea keluar, PPh non-Migas, dan PNBP SDA Migas," tambahnya. Tidak tercapainya PPh non-Migas maupun bea keluar merupakan dampak pelemahan ekonomi global yang mulai terasa di Indonesia. Di samping itu, volume konsumsi BBM bersubsidi diperkirakan meningkat sehingga berpotensi menaikkan beban subsidi energi. Di tingkat fiskal, pasar keuangan masih normal, baik di pasar modal, surat utang negara, maupun nilai tukar rupiah. "Pergerakannya fluktuatif akibat masih tingginya ketidakpastian global,"

Sumber :Kompas.com